- Jelaskan cara penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi(GDP) dan berikan 2 contohnya
GDP (GROSS DOMESTIC PRODUCT) atau
Produksi Domestic Bruto adalah
pendapatan nasional yang nilainya dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh
kegiatan produksi yang dilakukan oleh semua pelaku atau sektor ekonomi
diwilayah indonesia,dalam kurun waktu tertentu.
Yang perlu diingat dalam
perhitungan tersebut ,jangan sampai terjadi perhitungan ganda(double
counting)yang dapat menyebabkan pendapatan nasional (GDP) indonesia tampak
lebih besar.salah satu akibatnya adalah seolah-olah negara indonesia sudah
cukup maju dan makmur(terlihar dari GDP yang tampak besar),sehingga bantuan
luar negri akan dialihkan ke negara yang lebih membutuhkan dengan demekian kita
akan kehilangan kesempatan mendapatkan tambahan dana pembangunan,sedagkan kita
sesungguhnya masih sangat membutuhkan nya.
Pertama,GDP dihitung hanya dari
nilai akhir dari suatu produk saja misalnya untuk industri otomotif,hasil
akhirnya saja(mobil) yang akan dihitung.
Contoh ilustrasi 1 adalah:
·
Produsen
I petani gandum ,produksinya di nilai RP 200,-atau satuan tertentu
·
Produsen
II pabrik tepung terigu,produksinya di nilai RP 500,-satuan tertentu
·
Produsen
III pabrik roti produksinya dinilai RP 750,-satuan tertentu
Dari ilustrasi sederhana
diatas,maka pendapatan nasional (GDP) indonesia adalah sebesar RP 750,-yakni
hanya menilai hasil akhirnya saja .karena nilai roti seharga RP750,-tersebut
telah terkandung unsur gandum dan tepung terigu.yang dimaksud dengan
perhitungan ganda adalah dengan mengganggap bahwa pendapatan nasional (GDP)
indonesia adalah sebesar RP 1.450,- (200+500+750).sehingga hasil sebesar RP
1.450,- sangat menyesatkan ,dan tidak menggambarkan keadaan yang sesungguhnya .
Kedua,dengan menjumlahkan nilai
tambah dari masing-masing komoditi yang dihasilkan oleh masing-masing
produsen,sehingga jika kita gunakan iliustrasi diatas maka pendapatan nasional
(GDP) indonesia dengan cara ini akan menghasilkan jumlah yang sama.
ü
Produsen
I petani gandum,produksi nya dinilai RP 200,-satuan tertentu.karena sebelumnya
tidak ada produksi ,kemudian ada produksi gandum senilai Rp 200,-maka ada
nilai tambah sebesar RP 200,-
ü
Produsen
pabrik tepung terigu,produksinya bernilai RP 500,- satuan tertentu,dari bahan
baku gandum yang hanya seharga RP 200,- menjadi tepung terigu dengan harga RP
500,- berarti ada nilai tambah sebesar RP 300,-
ü
Produsen
III pabrik roti ,produksinya dinilai RP 750,-satuan tertentu,setelah tepung
terigu diolah oleh pabrik roti menjadi roti maka terdapat nilai tambah senilai
RP 250,-
Dari ilustrasi di atas ,jika kita
akumulasi maka total nilai tambah dari masing –masing komoditi
(gandum,tepung,dan roti)tersebut adalah sebesar RP 750,- (200+300+250) dimana
angka ini sama besarnya dengan pendapatan nasional(GDP) indonesia jika dihitung
dengan cara yang pertama.
Sebagai catatan,Gross Domestic
Product ini diperoleh dengan menggunakan konsep kewilayahan artinya nilai
produksinya tersebut diperoleh dari seluruh kegiatan produksi dari semua pelaku
ekonomi yang laksanakan kegiatan produksinya di wilayah indonesia saja.
Contoh ilustrasi 2 :
Selama tahun 2005
memproduksi 1000 potong baju dengan harga perjual per potong Rp 120,- maka PDB
2005 sebesar Rp 120.000,- . untuk PDB tahun 2004 Rp 100.000,- . jika harga
sepotong baju Rp 80,- maka jumlah baju yang diproduksi adalah Rp 100.000 / 80 =
Rp 1250,- ternyata output PDB tahun 2005 lebih sedikit, hal ini disebabkan oleh
naiknya harga baju selama tahun 2005 dari Rp 80,- menjadi Rp 120,- /potong ,
atau ada kenaikan 50 %.
Dari contoh diatas,
bila tahun 2004 dianggap sebagai kondisi yang relatif baik, maka harga baju
tahun 2004 digunakan sebagai tahun dasar sehingga nilai PDB tahun 2005
berdasarkan harga konstan tahun 2004 : PDB 2005 = Q 2005 * P 2004 = 1000 * 80 = 80.000
Dari perhitungan
diatas, dengan menghilangkan pengaruh inflasi karena menggunakan harga konstan
terlihat bahwa output tahun 2005 lebih sedikit daripada output tahun 2004.
Nilai PDB tahun 2005 disebut sebagai PDB riil dan nilainya adalah sebesar Rp
120.000,- disebut PDB nominal.
Secara umum, hubungan
antara nilai riil dan nominal dapat dinyatakan sebagai berikut :
Deflator = (harga tahun T / harga
tahun T-1)* 100 %
Dari contoh diatas nilai Deflator
= Rp 120,- / Rp 80,- * 100% = 150% . dengan demikian PDB riil = Rp 120.000 *
150% = Rp 80.000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar