Kredit Perbankan Tertekan Inflasi
Kendati
suku bunga acuan (BI RATE) saat ini merupakan yang terendah sepanjang
sejarah,pertumbuhan kredit perbankan tahun ini tidak akan melonjak tinggi . Tahun
ini 24-25 persen,tidak berbeda jauh dibandingkan dengan tahun 2011 yang
mencapai 24,6 persen.
Ada
2 hal yang menyebabkan pertumbuhan kredit tertahan karena inflasi yang besar
tahun ini menjadi penyebab , masyarakat akan memilih membeli kebutuhan utama
lebih dahulu seperti makanan .
Inflasi
itu,antara lain akibat perubahan kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
sebesar 6,8-7,1 persen . Menurut BI kenaikan BBM ini cukup terbatas . Penyebab
lain tertahan nya kredit perbankan adalah kebijakan BI yaitu uang muka ninimum
untuk pembelian rumah dan kendaran bermotor secara kredit . Tanpa dua hal tersebut,yakni
inflasi yang melonjak serta aturan kredit rumah dan kendaraan bermotor, semestinya
kredit perbankan bisa tumbuh 27-30 persen pada tahun ini . Akan tetapi kredit
perbankan tidak telalu tertekan pertumbuhannya .
Manager Analyst Financial Instution ICRA
Indonesia Kresna D Armand menyebutkan ,kredit perbankan akan tumbuh 20-23
persen pada tahun 2012 dibandingkan pertumbuhan kredit di tahun 2011.Di
Indonesia tantangan berupa rencana pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi
pada triwulan II tahun 2012 yang memicu inflsi serta aturan minim uang muka
kendaraan dan rumah .
Kredit
dalam valuta asing akhir tahun 2011 mencapai Rp 361,142 triliun,dibandingkan
2010 mencapai Rp 273,438 triliun . Kredit tercatat dalam rupiah sebesar Rp
1.838 trliun dibandingkan 2010 sebesar Rp 1.492 triliun.Secara komposisi
,rupiah masih mendominasi kredit perbankan,yakni 83,6 persen dari total kredit
tahun 2011. Dibandingkan tahun 2010 turun mencapai 87,8 persen.
Sumber : Kompas , Senin 26 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar