Selasa, 03 April 2012

Tulisan 1

Ekonomi Berimbang

Presiden Bambang Yudhoyono memandang krisis global saat ini terjadi perlu diolah menjadi peluang untuk mempromosikan paradigma baru pertumbuhan ekonomi berimbang .
Presiden mengumakakan di depan APEC CEO Summit “negara – negara yang mengalami surplus perekonomian perlu  mengivenstasikan           sumber daya pada sektor yang paling produktif seperti kesehatan ,infrastruktur , dan pendidikan untuk mendorong produktivitas ” .  Adapun negara yang mengalami defisit perlu meningkatkan simpanan dan mengadopsi reformasi struktural . Padahal masyarakat memerlukan proteksi terkait dengan kelompok  dan sektor yang terpukul dampak krisis . Indonesia harus selalu memandang visi APEC bukan hanya tentang keterbukaan kawasan melainkan juga mencakup peningkatan kapasitas , ujar Presiden .
Presiden juga menekankan peningkatan kapasitas yang sejalan dengan pembukaan pasar bukan saja diperlukan menjawab realitas sosial ekonomi saat ini , melainkan harus memelihara sumber –sumber pertumbuhan serta keberlanjutan di masa depan . Mesin pertumbuhan bergeser dari ekspor belanja domestik pada prioritas sosial seperti kesehatan , pendidikan , dan jaring pengamanan sosial yang lebih baik untuk meningkatkan modal sumber daya manusia dan produktivitas.
Pertumbuhan harus berbasis pada pelestarian lingkungan , antara lain investasi pada konvervasi engergi .  APEC dapat mempelopori pertumbuhan yang lebih berimbang karena perekonomian global tidak bisa lagi disandarkan pada satu mesin pertumbuhan .  Ditegaskan Presiden ,paradigma pertumbuhan yang lebih berimbang , inklusif dan berkelanjutan yang lebih berimbang secara serius diadopsi pada Indonesia di 5 tahun mendatang . Untuk perekonomian Indonesia bukan lah dbutuhkan pemerintah yang besar tetapi yang lebih baik ,karena pemerintah yang baik adalah pemerintah yang memahami kondisi rill masyarakat serta mampu merespons dengan cepat persoalan yang dihadapi masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama dengan semua elemen .Target kolektif diharapkan bisa dicapai tahun 2015 dan diharapkan mampu mencapai 5 persen tahun 2013 .


Sumber :Kompas, Sabtu 14 November 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar