BBM dan Pilihan Rakyat
Terus meningkatnya harga minyak dunia membuat
pemerintah kelimpungan . Keadaan ini berdampak pada membengkaknya subsidi BBM .
Karena itu , APBN berada pada posisi sulit . Untuk mengurangi subsidi BBM ,
pemerintah menawarakan dua pilihan . Pertama , menaikkan harga bensin dan solar
Rp. 1.5000 perliter . Pilihan kedua , mematok subsidi BBM sebesar Rp. 2.000
perliter.
Melihat kecenderungan harga minyak dunia ,
pilihan apa pun yang diambil , kenaikkan harga BBM tidaklah terelakkan . Akibatnya
, beban masyarakat terutama rakyat miskin , akan semakin berat. Untuk
mengurangi beban masyarakat , pemerintah akan memberikan kompensasi berupa
bantuan pangan dan pendidikan saran transportasi dan bantuan langsung tunai
(BLT) . Ini hanya persoalan hitung –hitungan selisih harga.
Pengetatan anggaran dan pengurangan gaji serta
fasilitas pejabat , misalnya akan membuat masyarakat merasa kesulitan bangsa
ini ditanggung bersama oleh seuruh elemen bangsa .
Lalu bagaimana tentang perluasan pilihan rakyat?
Pada hakikatnya semua keputusan atau kebijakan
pemerintah , termasuk menaikkan harga BBM , ditunjukkan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat . Kebijakan itu harus bermuara pada meluasnya pilihan
rakyat . Lebih lanjut landasan dari perluasan pilihan rakyat adalah peningkatan
kecakapan manusia . Kecakapan dasar yang diperlukan antara lain adalah
kemampuan menjangkau sumber daya yang dibutuhkan untuk hidup secara layak .
Kebijakan harus menciptakan suasana yang
karena itu masyarakat dapat mengembangkan petensinya secara penuh , membuat
masyarakat lebih produktif serta berekreasi sesuai dengan yang mempertimbangkan
suara hati masyarakat .
Manusia Terbangun
Keberhasilan suatu pemerintahan mengelola
negara , salah satunya ditentukan oleh sejauh pilihan rakyatnya . Kebijakan itu
harus membangun rakyat dan menolong mereka menjadi manusia yang terbangun (
developed people) .Itulah ciri masyarakat yang pilihannya meluas .
Sumber : Kompas , Senin 26 Maret 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar